Berzanji atau Barzanji ialah suatu doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan, pernikahan dan maulid Nabi Muhammad saw. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Muhammad, yang disebutkan berturut-turut yaitu silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.
Nama Berzanji diambil dari nama pengarangnya yaitu Syekh Ja'far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Ia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd al-Jawahir (Bahasa Arab, artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw, meskipun kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya.
Pembacaan Berzanji pada umumnya dilakukan di berbagai kesempatan, sebagai sebuah pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik. Misalnya pada saat kelahiran bayi, mencukur rambut bayi (akikah), acara khitanan, pernikahan, dan upacara lainnya. Di masjid-masjid perkampungan, biasanya orang-orang duduk bersimpuh melingkar. Lalu seseorang membacakan Berzanji, yang pada bagian tertentu disahuti oleh jemaah lainnya secara bersamaan. Di tengah lingkaran terdapat nasi tumpeng dan makanan kecil lainnya yang dibuat warga setempat secara gotong-royong. Terdapat adat sebagian masyarakat, di mana pembacaan Berzanji juga dilakukan bersamaan dengan dipindah-pindahkannya bayi yang baru dicukur selama satu putaran dalam lingkaran. Sementara baju atau kain orang-orang yang sudah memegang bayi tersebut, kemudian diberi semprotan atau tetesan minyak wangi atau olesan bedak.
Pada saat ini, perayaan maulid dengan Berzanji seperti itu sudah berkurang, dan umumnya lebih terfokus di pesantren-pesantren kalangan Nahdlatul Ulama (Nahdliyin) dan kelompok Sufi. Buku Berzanji tidaklah sukar didapatkan, bahkan sekarang ini sudah banyak beredar dengan terjemahannya.
BAB I
الْجَنَّةُ وَ نَعِيْمُهَا
سَعْدٌ لِمَنْ يُصَلِّيْ وَ يُسَلِّمُ وَ يُبَارِكُ عَلَيْهِ
Artinya:
Surga
dan kenikmatannya sebagai keberuntungan bagi siapa saja yang bershalawat dan
memohonkan selamat serta berkah atas Nabi.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Artinya:
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
أَبْتَدِئُ الْإِمْلَاءَ بِاسْمِ
الذَّاتِ الْعَلِيَّةِ مُسْتَدِرًا فَيْضَ الْبَرَكَاتِ عَلَى مَا أَنَالَهُ وَ
أَوْلَاهُ
Artinya:
1. Saya
mulai penulisan kitab (kisah Maulid Nabi) ini dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Agung, seraya memohon limpahan berkah atas apa yang telah diberikan-Nya.
وَ أُثَنِّيْ بِحَمْدٍ
مَوَارِدُهُ سَائِغَةٌ هَنِيَّةٌ
Artinya:
2. Dan
juga saya memanjatkan puja dan puji, dengan pujian yang tak ada henti-hentinya.
مُمْتَطِيًا مِنَ الشُّكْرِ
الْجَمِيْلِ مَطَايَاهُ
Artinya:
3. Dan
seraya mempersembahkan sedalam-dalamnya rasa syukur yang baik.
وَ أُصَلِّيْ وَ أُسَلِّمُ عَلَى
النُّوْرِ الْمَوْصُوْفِ بِالتَّقَدُّمِ وَ الْأَوَّلِيَّةِ
Artinya:
4. Dan
saya mengucapkan salawat dan salam atas “Nūr” (Muḥammad) yang bersifat
mendahului dan mengawali.
الْمُنْتَقِلِ فِي الْغُرَرِ
الْكَرِيْمَةِ وَ الْجِبَاهِ
Artinya:
5. Nūr
yang senantiasa berpindah-pindah dari dahi ke dahi para leluhurnya, orang-orang
yang terkemuka.
وَ اَسْتَمْنِحُ اللهَ تَعَالَى
رِضْوَانًا يَخُصُّ الْعِتْرَةَ الطَّاهِرَةَ النَّبَوِيَّةَ
Artinya:
6. Dan
saya memohon keridhaan Allah ta‘ala, khusus bagi para keluarga Nabi yang suci.
وَ يَعُمُّ الصَّحَابَةَ وَ
الْأَتْبَاعَ وَ مَنْ وَالَاهُ
Artinya:
7. Dan
semoga melimpah ruah pula kepada para sahabatnya, para pengikutnya dan
orang-orang yang mencintainya.
وَ اَسْتَجْدِيْهِ هِدَايَةً
لِسُلُوْكِ السُّبُلِ الْوَاضِحَةِ الْجَلِيَّةِ
Artinya:
8. Dan
saya memohon hidayah, agar kita semua dapat menempuh jalan yang sudah jelas dan
terang.
وَ حِفْظًا مِنَ الْغَوَايَةِ
فِيْ خِطَطِ الْخَطَإِ وَ خُطَاهُ
Artinya:
9. Dan
saya memohon perlindungan, agar terpelihara dari kesalahan-kesalahan dalam
penulisan kisah ini.
وَ اَنْشُرُ مِنْ قِصَّةِ
الْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ بُرُوْدًا حِسَانًا عَبْقَرِيَّةً
Artinya:
10. Dan
saya beberkan kisah Maulid Nabi dengan cara yang elok dan indah.
نَاظِمًا مِنَ النَّسَبِ
الشَّرِيْفِ عِقْدًا تُحَلَّى الْمَسَامِعُ بِحُلَاهُ
Artinya:
11. Sambil
merangkai untaian nasab mulia yang terasa manis bagi para pendengarnya.
وَ اَسْتَعِيْنُ بِحَوْلِ اللهِ
تَعَالَى وَقُوَّتِهِ الْقَوِيَّةِ
Artinya:
12. Kemudian,
saya memohon pertolongan kepada Allah, dengan segala daya dan kekuatan dari
Allah ta‘ālā.
فَإِنَّهُ لَا حَوْلَ وَ لَا
قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Artinya:
13. Karena
tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
BAB II
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
بَعْدُ فَأَقُوْلُ: هُوَ سَيِّدُنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ
الْمُطَّلِبِ وَ اسْمُهُ شَيْبَةُ الْحَمْدِ حُمِدَتْ خِصَالُهُ السَّنِيَّةُ
Artinya:
1. Wa
ba‘du, maka saya katakan: Beliau adalah Muḥammad bin ‘Abdillāh bin
‘Abd-il-Muththalib, dan disebut orang juga dengan Syaibat-ul-Ḥamdi, yang
terpuji budi pekertinya yang luhur.
اِبْنِ
هَاشِمٍ وَاسْمُهُ عَمْرُو بْنُ عَبْدِ مَنَافٍ وَاسْمُهُ الْمُغِيْرَةُ الَّذِيْ
يَنْتَمِي الْاِرْتِقَاءُ لِعُلْيَاهُ
Artinya:
2. Bin
Hāsyim dan juga bernama ‘Amr, bin ‘Abdi Manāf dan juga bernama Mughīrah yang
senantiasa bertambah-tambah ketinggian derajatnya.
اِبْنِ
قُصَيِّ وَاسْمُهُ مُجَمِّعٌ سُمِّيَ بِقُصَيِّ لِتَقَاصِيْهِ فِيْ بِلَادِ
قُضَاعَةَ الْقَصِيَّةِ
Artinya:
3. Bin
Qushayyi dan juga dipanggil orang dengan Mujammi‘. Dan dia disebut Qushayyi,
karena jauhnya berkelana di tanah Qudhā‘ah yang terpencil dari kota Makkah.
إِلَى
أَنْ أَعَادَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى الْحَرَمِ الْمُحْتَرَمِ فَحَمَى حِمَاهُ
Artinya:
4. Sehingga
Allah mengembalikan beliau dan menetapkannya di tanah suci Makkah, lalu dia
menjaga kesucian kota Makkah.
اِبْنِ
كِلَابٍ وَاسْمُهُ حَكِيْمُ بْنُ مُرَّةَ بْنِ كَعْبِ بْنِ لُؤَيِّ بْنِ غَالِبٍ
بْنِ فِهْرٍ وَاسْمُهُ قُرَيْشٌ وَ إِلَيْهِ تُنْسِبُ الْبُطُوْنِ الْقُرَشِيَّةُ
Artinya:
5. Bin
Kilāb dan juga dipanggil Ḥakīm bin Murrah, bin Ka‘ab, bin Lu’ayyi, bin Ghālib,
bin Fihr dan disebut orang dengan nama Quraisy. Dan dengan nama Quraisy itulah,
kemudian keturunan Fihr dinamakan suku Quraisy.
وَ مَا
فَوْقَهُ كِنَانِيٌّ كَمَا جَنَحَ إِلَيْهِ الْكَثِيْرُ وَارْتَضَاهُ
Artinya:
6. Dan
keturunan sebelum Quraisy disebut suku Kinānah. Demikianlah menurut keterangan
yang telah disepakati ahli riwayat.
اِبْنِ
مَالِكِ بْنِ النَّضْرِ بْنِ كِنَانَةَ بْنِ خُزَيْمَةَ بْنِ مُدْرِكَةَ ابْنِ
إِلْيَاسَ وَ هُوَ أَوَّلُ مَنْ أَهْدَى الْبُدْنَ إِلَى الرِّحَابِ الْحَرَمِيَّةِ
Artinya:
7. Bin
Mālik, bin Nadhr bin Kinānah, bin Khuzaimah, bin Mudrikah bin Ilyās, dialah
yang pertama menghadiahkan unta yang disembelih di bumi haram kota Makkah.
وَ
سُمِعَ فِيْ صُلْبِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ذَكَرَ اللهَ تَعَالَى
وَ لَبَّاهُ
Artinya:
8. Dari
tulang belakang beliau, didengar Nabi s.a.w. berdzikir dan bertalbiyyah kepada
Allah.
اِبْنِ
مُضَرَ بْنِ نِزَارِ بْنِ مَعَدِّ بْنِ عَدْنَانَ، وَ هذَا سِلْكٌ نَّظَمَتْ
فَرَائِدُهُ بَنَانَ السُّنَّةِ السَّنِيَّةِ
Artinya:
9. Bin
Mudhar, bin Nizār, bin Ma‘add, bin ‘Adnān. Demikianlah nasab beliau Nabi
Muḥammad s.a.w. menurut jalan riwayat ‘Ulamā’ muḥadditsīn, bagaikan butir-butir
permata indah.
وَ
رَفْعُهُ إِلَى الْخَلِيْلِ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَمْسَكَ عَنْهُ
الشَّارِعُ وَ أَبَاهُ
Artinya:
10. Nasab
beliau s.a.w. ke atas sampai kepada al-Khalīl Ibrāhīm a.s. Beliau enggan dan
melarang menyebutnya sampai kepadanya.
وَ
عَدْنَانُ بِلَا رَيْبٍ عِنْدَ ذَوِي الْعُلُوْم ِالنَّسَبِيَّةِ
Artinya:
11. ‘Adnān,
menurut keterangan ‘ulamā’ yang ahli tentang nasab, tanpa diragukan lagi.
إِلَى
الذَّبِيْحِ إِسْمَاعِيْلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ نِسْبَتُهُ وَ مُنْتَمَاهُ
Artinya:
12. Bernasab
dan berkesinambungan kepada Nabi Ismā‘īl yang telah menjalani perintah untuk
berqurban jiwa.
فَأَعْظِمْ
بِهِ مِنْ عِقْدٍ تَأَلَّقَتْ كَوَاكِبُهُ الدُّرِّيَّةُ
Artinya:
13. Alangkah
hebatnya nasab beliau ini, yang tersunting sebagai butir-butir permata,
penghias bintang-bintang gemerlapan.
وَ
كَيْفَ لَا وَ السَّيِّدُ الْأَكْرَمُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
وَاسِطَتُهُ الْمُنْتَقَاةُ
Artinya:
14. Mengapa
tidak, bukankah beliau s.a.w. yang mulia adalah Nabi seluruh makhluk terpilih?
نَسَبٌ
تَحْسِبُ الْعُلَا بِحُلَاهُ
|
قَلَّدَتْهَا
نُجُوْمَهَا الْجَوْزَاءُ
|
Artinya:
15. Nasab
beliau s.a.w. terhitung nasab mulia, bagaikan sekumpulan bintang kejora.
حَبَّذَا
عِقْدُ سُؤْدَدٍ وَ فَخَارٍ
|
أَنْتَ
فِيْهِ الْيَتِيْمَةُ الْعَصْمَاءُ
|
Artinya:
16. Ibarat
kalung mutiara hiasan megah, di dalamnya, engkau sangat berharga dan
terpelihara.
وَ
أَكْرِمْ بِهِ مِنْ نَسَبٍ طَهَّرَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ سِفَاحِ الْجَاهِلِيَّةِ
Artinya:
17. Alangkah
mulia nasab yang telah disucikan Allah ta‘ālā dari perbuatan keji di masa
Jahiliyyah.
أَوْرَدَ
الزَّيْنُ الْعِرَاقِيُّ وَارِدَهُ فِيْ مَوْرِدِهِ الْهَنِيِّ وَ رَوَاهُ
Artinya:
18. Demikianlah,
menurut keterangan yang telah diriwayatkan oleh Syaikh Zain-ul-‘Irāqiy di dalam
kitabnya yang bernama “Maurid-ul-Haniy.”
حَفِظَ
الْإِلٰهُ كَرَامَةً لِمُحَمَّدٍ
|
آبَاءَهُ
الْأَمْجَادَ صَوْنًا لِاسْمِهِ
|
Artinya:
19. Tuhan
(Allah) telah memelihara kemuliaan Nabi Muḥammad, terhadap bapak-bapaknya yang
mulia, demi memelihara namanya.
تَرَكُوا
السِّفَاحَ فَلَمْ يُصِبْهُمْ عَارُهُ
|
مِنْ
آدَمَ وَ إِلَى أَبِيْهِ وَ أُمِّهِ
|
Artinya:
20. Mereka
tinggalkan perzinaan, maka mereka senantiasa tak tercela sejak Nabi Ādam hingga
ibu bapaknya.
سَرَاةٌ
سَرَى نُوْرُ النُّبُوَّةِ فِيْ أَسَارِيْرِ غُرَرِهِمُ الْبَهِيَّةِ
Artinya:
21. Nūr
kenabian Muḥammad selalu berpindah dan memancar dari pelipis ke pelipis nenek
moyangnya dengan cerlang-cemerlang.
وَ
بَدَرَ بَدْرُهُ فِيْ جَبِيْنِ جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَ ابْنِهِ عَبْدِ
اللهِ
Artinya:
22. Dan
nampak jelas kecermelangannya pada kening kakeknya ‘Abd-ul-Muththalib dan
putranya ‘Abdullāh.
BAB III
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
لَمَّا أَرَادَ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى إِبْرَازَ حَقِيْقَتِهِ
الْمُحَمَّدِيَّةِ
Artinya:
1. Ketika Allah ta‘ālā hendak menjelmakan
hakekat Nabi Muḥammad s.a.w.
وَ
إِظْهَارَهُ جِسْمًا وَ رُوْحًا بِصُوْرَتِهِ وَ مَعْنَاهُ
Artinya:
2. Dan mewujudkan jasmani dan rohaninya
dengan bentuk rupanya dan sifatnya di alam dunia.
نَقَلَهُ
إِلَى مَقَرِّهِ مِنْ صَدَفَةِ آمِنَةَ الزُّهْرِيَّةِ
Artinya:
3. Maka Allah memindahkan tempat nūr tersebut
kepada Āminah yang suci.
وَ
خَصَّهَا الْقَرِيْبُ الْمُجِيْبُ بِأَنْ تَكُوْنَ أُمًّا لِمُصْطَفَاهُ
Artinya:
4. Dan Allah mengkhususkan kepadanya, sebagai
ibu dari Nabi yang terpilih.
وَ
نُوْدِيَ فِي السَّموَاتِ وَ الْأَرْضِ بِحَمْلِهَا لِأَنْوَارِهِ الذَّاتِيَّةِ
Artinya:
5. Dan diumumkan ke seluruh penjuru langit
dan bumi, bahwa nūr-nya telah dikandung ibunya.
وَ
صَبَا كُلُّ صَبٍّ لِهُبُوْبِ نَسِيْمِ صَبَاهُ
Artinya:
6. Angin-angin sepoi semilir bertiup, maka
seluruh makhluk senantiasa rindu dan berharap dengan kelahirannya.
وَ
كُسِيَتِ الْأَرْضُ بَعْدَ طُوْلِ جَدْبِهَا مِنَ النَّبَاتِ حُلَلًا
سُنْدُسِيَّةً
Artinya:
7. Dan bumi yang telah bertahun-tahun
gersang, mulai tumbuh tanamannya menjadi bumi yang sangat subur.
وَ
أَيْنَعَتِ الثِّمَارُ وَأَدْنَى الشَّجَرُ لِلْجَانِيْ جنَاَهُ
Artinya:
8. Buah-buahan segera menjadi masik, cabang
dan dahannya melengkung dan merendah, memudahkan pemetik untuk memetiknya.
وَ
نَطَقَتْ بِحَمْلِهِ كُلُّ دَابَّةٍ لَقُرَيْشٍ بِفِصَاحِ الْأَلْسُنِ
الْعَرَبِيَّةِ
Artinya:
9. Dan seluruh binatang peliharaan suku
Quraisy memperbincangkan hamilnya Āminah dengan ucapan yang fasih.
وَ
خَرَّتِ الْأَسِرَّةُ وَ الْأَصْنَامُ عَلَى الْوُجُوْهِ وَ الْأَفْوَاهُ
Artinya:
10. Dan seluruh singgasana kerajaan
bergoncang, dan berhala-berhala pun terjungkal berantakan.
وَ
تَبَاشَرَتْ وُحُوْشُ الْمَشَارِقِ وَ الْمَغَارِبِ وَ دَوَابُّهَا الْبَحْرِيَّةُ
Artinya:
11. Binatang-binatang liar di belahan bumi
sebelah timur dan barat serta binatang laut pun ikut riang gembira.
وَاحْتَسَتِ
الْعَوَالِمُ مِنَ السُّرُوْرِ كَأْسَ حُمَيَّاهُ
Artinya:
12. Seluruh penghuni alam berpesta pora,
bergembira bersama, mereguk berita gembira.
وَ
بُشِّرَتِ الْجِنُّ بِإِظْلَالِ زَمَنِهِ وَانْتُهِكَتِ الْكَهَانَةُ وَ رَهَبَتِ
الرَّهْبَانِيَّةُ
Artinya:
13. Segenap bangsa jinn diberikan rasa
kesenangan, sedangkan ahli nujum, tukang sihir, tertimpa kerusakan serta para
pendeta Nashrani menjadi gentar hatinya, karena merasa ketakutan.
وَ
لَهِجَ بِخَبَرِهِ كُلُّ حَبْرٍ خَبِيْرٍ وَ فِيْ حُلَا حُسْنِهِ تَاهَ
Artinya:
14. Tetapi, orang-orang cerdik pandai yang
telah mengerti tentang kehadiran Nabi akhir zaman dari kitab-kitab yang
terdahulu, bertekun menceritakan kebaikan sifat-sifat Nabi ini.
وَ
أُوْتِيَتْ أُمُّهُ فِي الْمَنَامِ فَقِيْلَ لَهَا: إِنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ
بِسَيِّدِ الْعَالَمِيْنَ وَ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ
Artinya:
15. Ketika Āminah sedang tidur, ia bermimpi,
ada suatu suara berkata: “Wahai Āminah, sesungguhnya engkau telah mengandung
penghulu umat manusia seluruh dunia dan sebaik-baik makhluk.
وَ
سَمِّيْهِ إِذَا وَضَعْتِهِ مُحَمَّدًا لِأَنَّهُ سَتُحْمَدُ عُقْبَاهُ
Artinya:
16. Bila engkau telah melahirkannya, berilah
ia nama Muḥammad, karena kelak, ia akan terpuji.
BAB IV
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
لَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ شَهْرَانِ عَلَى مَشْهُوْرِ الْأَقْوَالِ
الْمَرْوِيَّةْ
Artinya:
1. Ketika beliau dalam kandungan cukup
sempurna dua bulan, menurut qaul yang masyhur yang telah diriwayatkan.
تُوُفِّيَ
بِالْمَدِيْنَةِ الْمُنَوَّرَةِ أَبُوْهُ عَبْدُ اللهِ
Artinya:
2. Maka wafatlah ayahnya yang bernama
‘Abdullāh di kota Madīnah.
وَ كَانَ
قَدِ اجْتَازَ بِأَخْوَالِهِ بَنِيْ عَدِيٍّ مِنَ الطَّائِفَةِ النَّجَّارِيَّةِ
Artinya:
3. Pada waktu itu ‘Abdullāh dalam perjalanan
menuju saudara-saudara ibunya Bani ‘Adiy dari suku Najjār.
وَ
مَكَثَ فِيْهِمْ شَهْرًا سَقِيْمًا يُعَانُوْنَ سُقْمَهُ وَ شَكْوَاهُ
Artinya:
4. Di sana ‘Abdullāh tinggal bersama mereka
selama satu bulan dalam keadaan sakit payah, di bawah perawatan mereka.
وَ
لَمَّا تَمَّ مِنْ حَمْلِهِ عَلَى الرَّاجِحِ تِسْعَةُ أَشْهُرٍ قَمَرِيَّةٍ
Artinya:
5. Ketika beliau sudah cukup sempurna sembilan
bulan dalam kandungan menurut pendapat yang rajih.
وَ آنَ
لِلزَّمَانِ أَنْ يَنْجَلِيَ عَنْهُ صَدَاهُ
Artinya:
6. Dan sudah masanya beliau akan lahir.
حَضَرَ
أُمَّهُ لَيْلَةَ مَوْلِدِهِ آسِيَةُ وَ مَرْيَمُ فِيْ نِسْوَةٍ مِنَ
الْحَظِيْرَةِ الْقُدْسِيَّةِ
Artinya:
7. Maka pada malam itu, datanglah Siti Āsiah
dan Siti Maryam beserta para pengiringnya, terdiri daripada bidadari-bidadari
dari surga berkunjung kepada Āminah.
وَ
أَخَذَهَا الْمَخَاضُ فَوَلَدَتُههُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نُوْرًا يَتَلَأْلَأُ
سَنَاهُ
Artinya:
8. Dan tak lama kemudian, ibunya bersalin,
dan lahirlah Muḥammad s.a.w. dengan bercahaya yang sangat cemerlang, sehingga
memenuhi seluruh angkasa raya.
وَ
مُحَيًّا كَالشَّمْسِ مِنْكَ مُضِيْءٌ
Artinya:
9. Cahaya terang bak mentari dihidupkan
karena,
أَسْفَرَتْ
عَنْهُ لَيْلَةٌ غَرَّاءُ
Artinya:
10. Cahayanya laksana bulan purnama.
لَيْلَةُ
الْمَوْلِدِ الَّذِيْ كَانَ لِلدِّيْنِ سُرُوْرٌ بِيَوْمِهِ وَازْدِهَاءُ
Artinya:
11. Malam kelahiran, bagi orang yang beragama
menjadikan kegembiraan dan kemegahan pada hari siangnya.
يَوْمَ
نَالَتْ بِوَضْعِهِ ابْنَةُ وَهَبٍ مِنْ فَخَارٍ مَا لَمْ تَنَلْهُ النّسَاءُ
Artinya:
12. Kelahiran beliau merupakan hari kejayaan
yang diperoleh Āminah, kejayaan yang belum pernah diperoleh wanita-wanita lain.
وَ
أَتَتْ قَوْمَهَا بِأَفْضَلَ مِمَّا حَمَلَتْ قَبْلُ مَرْيَمُ الْعَذْرَاءُ
Artinya:
13. Putra yang dilahirkannya adalah lebih
utama daripada putra yang dikandung Maryam, yang lahir sebelum itu.
مَوْلِدٌ
كَانَ مِنْهُ فِيْ طَالِعِ الْكُفْرِ وَ بَالٌ عَلَيْهِمُ وَ وَبَاءُ
Artinya:
14. Hari kelahiran beliau pada pandangan orang
kafir merupakan suatu bencana dan malapetaka baginya.
وَ
تَوَالَتْ بُشْرَى الْهَوَاتِفِ أَنْ قَدْ وُلِدَ الْمُصْطَفَى وَ حَقَّ
الْهَنَاءُ
Artinya:
15. Suara-suara berita gembira terus mengalir
bahwasanya telah lahir nabi pilihan dan harus bersukaria.
هذَا وَ
قَدِ اسْتَحْسَنَ الْقِيَامَ عِنْدَ ذِكْرِ مَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ أَئِمَّةٌ
ذَوُوْا رِوَايَة ٍو رَوِيَّةٍ
Artinya:
16. Di sini, sebaiknya para hadirin berdiri,
pada saat diceriterakan tentang kelahiran beliau. Demikianlah menurut riwayat
‘Ulamā’ Mutaqaddimīn.
فَطُوْبَى
لِمَنْ كَانَ تَعْظِيْمُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ غَايَةَ مَرَامِهِ وَ
مَرْمَاهُ
Artinya:
17. Berbahagialah, bagi orang yang memiliki
hasrat menghormati lahirnya Nabi s.a.w.
BAB V
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
بَرَزَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَاضِعًا يَدَيْهِ عَلَى الْأَرْضِ
رَافِعًا رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ الْعَلِيَّةِ
Artinya:
1. Nabi Muḥammad s.a.w. lahir dalam posisi telungkup,
dengan meletakkan dua belah tangannya di permukaan bumi dan mengangkat
kepalanya menengadah ke langit yang tinggi.
مُوْمِيًا
بِذلِكَ الرَّفْعِ إِلَى سُؤْدَدِهِ وَ عَلَاهُ
Artinya:
2. Ini merupakan suatu lambang keagungan dan
ketinggian martabatnya.
وَ
مُشِيْرًا إِلَى رِفْعَةِ قَدْرِهِ عَلَى سَائِرِ الْبَرِيَّةِ
Artinya:
3. Dan menunjukkan kepada ketinggian
derajatnya melebihi seluruh manusia.
وَ
أَنَّهُ الْحَبِيْبُ الَّذِيْ حَسُنَتْ طِبَاعُهُ وَ سَجَايَاهُ
Artinya:
4. Bahwasanya dia adalah kekasih Allah yang
bagus watak dan budi pekertinya.
وَ
دَعَتْ أُمُّهُ عَبْدَ الْمُطَّلِبِ وَ هُوَ يَطُوْفُ بِهَاتِيْكَ الْبَنِيَّةِ
Artinya:
5. Dan ibunya memanggil ‘Abd-ul-Muththalib,
yang ketika itu sedang melakukan tawaf mengelilingi Ka‘bah.
فَأَقْبَلَ
مُسْرِعًا وَ نَظَرَ إِلَيْهِ وَ بَلَغَ مِنَ السُّرُوْرِ مُنَاهُ
Artinya:
6. Lalu dia segera menghadap dan melihatnya
dengan rasa hati yang bergembira.
وَ
أَدْخَلَهُ الْكَعْبَةَ الْغَرَّاءَ وَ قَامَ يَدْعُوْ بِخُلُوْصِ النِّيَّةِ
Artinya:
7. Muḥammad s.a.w. dibawanya masuk ke dalam
Ka‘bah, seraya memanjatkan doa dengan niat hati yang setulusnya.
وَ
يَشْكُرُ اللهَ تَعَالَى عَلَى مَا مَنَّ بِهِ عَلَيْهِ وَ أَعْطَاهُ
Artinya:
8. Dan dia lalu bersyukur kepada Allah ta‘ālā
atas anugerah yang baru diterimannya itu.
وَ
وُلِدَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَظِيْفًا مَخْتُوْنًا مَقْطُوْعَ
السُّرَّةِ بِيَدِ الْقُدْرَةِ الْإِلهِيَّةِ
Artinya:
9. Muḥammad s.a.w. dilahirkan dalam keadaan
sudah bersih, sudah dikhitan dan sudah putus pusarnya dengan kekuasaan Allah.
طَيِّبًا
دَهِيْنًا مَكْحُوْلًا بِكُحْلِ الْعِنَايَةِ عَيْنَاهُ
Artinya:
10. Harum wangi bau kasturi, dan bercelak dua
belah matanya.
وَ
قِيْلَ خَتَنَهُ جَدُّهُ (عَبْدُ الْمُطَّلِبِ) بَعْدَ سَبْعِ لَيَالٍ سَوِيَّةٍ
Artinya:
11. Ada riwayat yang mengatakan, bahwa dia
dikhitankan kakeknya sesudah malam yang ketujuh.
وَ
أَوْلَمَ وَ أَطْعَمَ وَ سَمَّاهُ مُحَمَّدًا وَ أَكْرَمَ مَثْوَاهُ
Artinya:
12. Dengan mengadakan walimah dan jamuan
makan, dan menamakannya dengan nama Muḥammad, serta memuliakan derajatnya yang
tinggi.
BAB VI
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam
serta berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
ظَهَرَ عِنْدَ وِلَادَتِهِ خَوَارِقُ وَ غَرَائِبُ غَيْبِيَّةٌ
Artinya:
1. Pada waktu kelahiran Nabi s.a.w.,
terjadilah berbagai hal yang luar biasa, dan keanehan-keanehan yang bersifat
ghaib.
إِرْهَاصًا
لِنُبُوَّتِهِ وَ إِعْلَامًا بِأَنَّهُ مُخْتَارُ اللهِ تَعَالَى وَ مُجْتَبَاهُ
Artinya:
2. Sebagai pertanda ketetapan kenabiannya,
dan pemberitahuan bahwa beliau adalah sebagai Nabi pilihan Allah ta‘ālā.
فَزِيْدَتِ
السَّمَاءِ حِفْظًا وَ رُدَّ عَنْهَا الْمَرَدَةُ وَ ذَوُوا النُّفُوْسِ
الشَّيْطَانِيَّةِ
Artinya:
3. Maka pada waktu itu, langit
ditingkatkannya penjagaannya dan semua pendurhaka dan pengacau dari
makhluk-makhluk halus bangsa jinn dan syaithan, diusir dari langit.
وَ
رَجَمَتْ نُجُوْمُ النِّيْرَاتِ كُلِّ رَجِيْمٍ فِيْ حَالِ مَرْقَاهُ
Artinya:
4. Bintang-bintang berapi menghantam
syaithan-syaithan yang memaksakan diri hendak naik ke atas.
وَ
تَدَلَّتْ إِلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الْأَنْجُمُ الزُّهْرِيَّةُ
Artinya:
5. Bintang-bintang Zuhrah merendah ikut
menghormati beliau s.a.w.
وَاسْتَنَارَتْ
بِنُوْرِهَا وِهَادُ الْحَرَمِ وَ رَبَاهُ
Artinya:
6. Dan memancarkan sinarnya yang terang
cemerlang sampai ke dataran rendah bumi haram dan dataran tingginya.
وَ
خَرَجَ مَعَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نُوْرٌ أَضَاءَتْ لَهُ قُصُوْرُ
الشَّامِ الْقَيْصَرِيَّةِ
Artinya:
7. Dan bersamaan dengan itu keluarlah cahaya
yang menerangi gedung-gedung bertingkat di negeri Syām.
فَرَآهَا
مَنْ بِبِطَاحِ مَكَّةَ دَارُهُ وَ مَغْنَاهُ
Artinya:
8. Sehingga seluruh penduduk kota Makkah
dapat menyaksikannya.
وَانْصَدَعَ
الْإِيْوَانُ بِالْمَدَائِنِ الْكِسْرَوِيَّةِ
Artinya:
9. Seluruh pendapat istana di kerajaan Kisra
luluh lantak berserakan.
الَّذِيْ
رَفَعَ أَنُوْشَرْوَانَ سَمْكَهُ وَ سَوَّاهُ
Artinya:
10. Yang telah dibangun dan ditinggikan oleh
Anūsyarwān.
وَ
سَقَطَ أَرْبَعَ عَشْرَةَ مِنْ شُرَفَاتِهِ الْعُلْوِيَّةِ
Artinya:
11. Empat belas menara tinggi yang menjulang
ke angkasa runtuh berantakan.
وَ
كُسِرَ مُلْكُ كِسْرَى لِهَوْلِ مَا أَصَابَهُ وَ عُرَاهُ
Artinya:
12. Hancur luluhlah kemaharajaan Kaisar,
karena tergoncang dengan kejadian besar kelahiran Nabi s.a.w.
وَ
خَمِدَتِ النِّيْرَانُ الْمَعْبُوْدَةُ بِالْمَمَالِكِ الْفَارِسِيَّةِ
Artinya:
13. Semua api pemujaan di seluruh tanah
jajahan Persi padam seketika.
لِطُلُوْعِ
بَدْرِهِ الْمُنِيْرِ وَ إِشْرَاقِ مُحَيَّاهُ
Artinya:
14. Karena terbitnya purnama Muḥammad s.a.w.
yang bersinar terang.
وَ
غَاضَتْ بُحَيْرَةُ سَاوَةَ وَ كَانَتْ بَيْنَ هَمَذَانَ وَ قُمَّ مِنَ الْبِلَاد
ِالْعَجَمِيَّةِ
Artinya:
15. Danau Sāwah terletak di antara kota Hamdān
dan Qumma menjadi kering.
وَ
جَفَّتْ إِذْ كَفَّ وَاكِفُ مَوْجِهَا الثَّجَّاجَ يَنَابِيْعُ هَاتِيْكَ
الْمِيَاهِ
Artinya:
16. Dan mata air yang biasa mengalirkan airnya
tidak lagi mengalirkan air, karena dilanda kekeringan.
وَ
فَاضَ وَادِيْ سَمَاوَةَ وَ هِيَ مَفَازَةٌ فِيْ فَلَاةٍ وَ بَرِيَّةٍ
Artinya:
17. Padahal lembah Samāwah pada padang
belantara dan daratannya melimpah airnya.
لَمْ
يَكُنْ بِهَا قَبْلُ مَاءٌ يَنْقَعُ لِلظَّمْآنِ اللَّهَاةَ.
Artinya:
18. Padahal sejak dahulu kala di sana tidak terdapat
air setetespunn yang dapat menghilangkan haus anak lidah orang yang sedang
dahaga.
وَ
كَانَ مَوْلِدُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِالْمَوْضِعِ الْمَعْرُوْفِ
بِالْعَرَاصِ الْمَكِّيَّةِ
Artinya:
19. Adapun tempat kelahiran Nabi s.a.w. adalah
disebut tempat yang terkenal dengan nama kampung ‘Irāsh di Makkah.
وَ
الْبَلَدِ الَّذِيْ لَا يُعْضَدُ شَجَرُهُ وَ لَا يُخْتَلَى خُلَاهُ
Artinya:
20. Yaitu kota yang kayunya haram ditebang dan
rumputnya haram dicabut.
وَاخْتُلِفَ
فِيْ عَامِ وِلَادَتِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ فِيْ شَهْرِهَا وَ
فِيْ يَوْمِهَا عَلَى أَقْوَالٍ لِلْعُلَمَاءِ مَرْوِيَّةٍ
Artinya:
21. Mengenai tahun, bulan dan hari
kelahirannya, masih belum disepakati oleh ‘Ulama’ ahli riwayat.
وَ
الرَّاجِحُ أَنَّهَا قُبَيْلَ فَجْرِ يَوْمِ الْإِثْنَيْنِ ثَانِيَ عَشَرَ شَهْرِ
رَبِيْعُ الْأَوَّلِ مِنْ عَامِ الْفِيْلِ الَّذِيْ صَدَّهُ اللهُ تَعَالَى عَنِ
الْحَرَمِ وَ حَمَاهُ.
Artinya:
22. Tetapi, menurut qaul (pendapat) yang
paling kuat adalah: Sebelum Shubuḥ pada hari Senin, tanggal 12 Rabī‘-ul-Awwal,
tahun Gajah, yang pada tahun itu Allah menghalau pasukan gajah Raja Abrahah
yang hendak menghancurkan Ka‘bah, dari tanah Makkah.
BAB VII
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
أَرْضَعَتْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أُمُّهُ أَيَّامًا ثُمَّ
أَرْضَعَتْهُ ثُوَيْبَةُ الْأَسْلَمِيَّةُ
Artinya:
1. Beliau disusui oleh ibunya dalam waktu
beberapa hari, lalu beliau disusui oleh Tsuwaibah al-Aslamiyyah.
الَّتِيْ
أَعْتَقَهَا أَبُوْ لَهَبٍ حِيْنَ وَافَتْهُ عِنْدَ مِيْلَادِهِ عَلَيْهِ
الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ بِبُشْرَاهُ
Artinya:
2. Wanita yang dimerdekakan Abū Lahab, ketika
dia didatangi Tsuwaibah dengan membawa kabar gembira tentang kelahiran beliau
s.a.w.
فَأَرْضَعَتْهُ
مَعَ ابْنِهَا مَسْرُوْحٍ وَ أَبِيْ سَلَمَةَ وَ هِيَ بِهِ حَفِيَّةٌ
Artinya:
3. Beliau disusui oleh Tsuwaibah yang
bersamaan dengan menyusui anaknya sendiri yang bernama Masrūḥ dan Abū Salamah.
وَ
أَرْضَعَتْ قَبْلَهُ حَمْزَةَ الَّذِيْ حُمِدَ فِيْ نُصْرَةِ الدِّيْنِ سُرَاهُ
Artinya:
4. Sedangkan sebelumnya, dia itu pernah
menyusui Ḥamzah yang menjadi pembela agama Allah.
وَ
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَبْعَثُ إِلَيْهَا مِنَ الْمَدِيْنَةِ
بِصِلَةٍ وَ كِسْوَةٍ هِيَ بِهَا حَرِيَّةٌ
Artinya:
5. Dan beliau ketika di Madīnah selalu
mengirimkan barang hadiah dan barang pakaian kepada Tsuwaibah, ia bergembira
sekali menerimanya.
إِلَى
أَنْ أَوْرَدَ هَيْكَلَهَا رَائِدُ الْمَنُوْنِ الضَّرِيْحِ وَ وَارَاهُ
Artinya:
6. Nabi selalu mengirim hadiah kepadanya
hingga akhir hidupnya.
قِيْلَ
عَلَى دِيْنِ قَوْمِهَا الْفِئَةِ الْجَاهِلِيَّةِ
Artinya:
7. Menurut sebagian keterangan, ada yang
mengatakan bahwa Tsuwaibah meninggal dunia masih tetap menganut agama secara
Jahiliyyah.
وَ
قِيْلَ أَسْلَمَتْ أَثْبَتَ الْخِلَافِ ابْنُ مَنْدَةْ وَ حَكَاهُ
Artinya:
8. Dan menurut keterangan yang lain, bahwa ia
(Tsuwaibah) telah menganut agama Islam. Perbedaan ini diriwayatkan oleh Ibnu
Mandah.
ثُمَّ
أَرْضَعَتْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الْفَتَاةُ حَلِيْمَةُ
السَّعْدِيَّةُ
Artinya:
9. Kemudian, beliau disusui oleh Ḥalīmah
as-Sa‘diyyah.
وَ
كَانَ قَدْ رَدَّ كُلٌّ مِنَ الْقَوْمِ ثَدْيَهَا لِفَقْرِهَا وَ أَبَاهُ
Artinya:
10. Oleh karena kemiskinannya, maka tak ada
seorangpun yang menyusukan anaknya kepada Ḥalīmah as-Sa‘diyyah.
فَأَخْصَبَ
عَيْشُهَا بَعْدَ الْمَحْلِ قَبْلَ الْعَشِيَّةِ
Artinya:
11. Semenjak Ḥalīmah menyusui beliau s.a.w.,
lalu menjadi lapang kehidupannya.
وَ
دَرَّ ثَدْيَهَا بِدُرِّ دَرٍّ لَبَنَهُ الْيَمِيْنُ مِنْهُمَا وَ لَبَنُهُ
الْآخَرُ أَخَاهُ
Artinya:
12. Buah dadanya menjadi deras berisi air
susu, yang sebelah kanan disediakan untuk Nabi s.a.w. dan yang lain untuk
menyusukan saudara susuannya.
وَ
أَصْبَحَتْ بَعْدَ الْهُزَالِ وَ الْفَقْرِ غَنِيَّةً
Artinya:
13. Akhirnya, Ḥalīmah menjadi orang yang kaya
raya sesudah hidup dalam kemiskinan.
وَ
سَمِنَتِ الشَّارِفُ لَدَيْهَا وَ الشِّيَاهُ
Artinya:
14. Unta dan kambing-nya semuanya menjadi
gemuk.
وَ
انْجَابَ عَنْ جَانِبِهَا كُلُّ مُلِمَّةٍ وَ رَزِيَّةٍ
Artinya:
15. Dan segala marabahaya dan bencana yang
berada di sekitarnya menjadi hilang lenyap.
وَ
طَرَّزَ السَّعْدُ بُرْدَ عَيْشِهَا الْهَنِيِّ وَ وَشَاهُ
Artinya:
16. Akhirnya Ḥalīmah menjadi seorang kaya raya
dan terpuji.
BAB
VIII
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَشِبُّ فِي الْيَوْمِ شَبَابَ الصَّبِيِّ
فِي الشَّهْرِ بِعِنَايَةٍ رَبَّانِيَّةٍ
Artinya:
1. Pertumbuhan Nabi s.a.w. dalam sehari sama
seperti sebulan bagi anak-anak biasa. Hal yang semacam itu berkat mendapat
pertolongan Allah ta‘ālā.
فَقَامَ
عَلَى قَدَمَيْهِ فِيْ ثَلَاثٍ وَ مَشَى فِيْ خَمْسٍ، وَ قَوِيَتْ فِيْ تِسْعٍ
مِنَ الشُّهُوْرِ بِفَصِيْحِ النُّطْقِ قُوَاهُ
Artinya:
2. Dalam usia tiga bulan, beliau sudah pandai
berdiri tegak, dalam usia lima bulan sudah pandai berjalan sendiri, dan sesudah
usia sembilan bulan berbicara dengan fasih.
وَ
شَقَّ الْمَلَكَانِ صَدْرَهُ الشَّرِيْفَ لَدَيْهَا وَ أَخْرَجَا مِنْهُ عَلَقَةً
دَمَوِيَّةً
Artinya:
3. Dan pada suatu ketika beliau didatangi dua
malaikat yang membelah dadanya dan membuang darah-darah hitamnya.
وَ
أَزَالَا مِنْهُ حَظَّ الشَّيْطَانِ وَ بِالثَّلْجِ غَسَلَاهُ
Artinya:
4. Dan menghilangkan tempat syaithan
bersamayam, dan membasuhnya dengan es.
وَ
مَلَآهُ حِكْمَةً وَ مَعَانِيَ إِيْمَانِيَّةً
Artinya:
5. Seterusnya diisi dengan hikmah dan
rahasia-rahasia iman.
ثُمَّ
خَاطَاهُ وَ بِخَاتَمِ النُّبُوَّةِ خَتَمَاهُ
Artinya:
6. Kemudian mengatupkannya kembali seperti
semula, lalu dicap dengan tanda kenabian.
وَ
وَزَنَاهُ فَرَجَحَ بِأَلْفٍ مِنْ أُمَّتِهِ أُمَّةِ الْخَيْرِيَّةِ
Artinya:
7. Lalu Beliau s.a.w. ditimbang dan
dibandingkan hasilnya, ternyata berat keluhurannya dapat melebihi seribu orang
pilihan dari umatnya.
وَ
نَشَأَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَلَى أَكْمَلِ الْأَوْصَافِ مِنْ حَالِ
صَبَاهُ
Artinya:
8. Semenjak kecil Beliau s.a.w. dibesarkan
dengan sifat-sifat yang lebih sempurna dari lainnya.
ثُمَّ رَدَّتْهُ
إِلَى أُمِّهِ وَ هِيَ بِهِ غَيْرُ سَخِيَّةٍ
Artinya:
9. Dengan rasa berat hati, Ḥalīmah lalu
menyerahkannya kembali kepada ibunya sendiri.
حَذَرًا
مِنْ أَنْ يُصَابَ بِمَصَابَ حَادِثٍ تَخْشَاهُ
Artinya:
10. Karena rasa khawatir, apabila terjadi
sesuatu musibah yang menimpa diri Muḥammad.
وَ
وَفَدَتْ عَلَيْهِ حَلِيْمَةُ السَّعْدِيَّةُ فِيْ أَيَّامِ خَدِيْجَةَ
السَّيِّدَةِ الْوَضِيَّةِ
Artinya:
11. Dan tatkala Beliau s.a.w. sudah nikah
dengan Sayyidah Khadījah, Ḥalīmah baru dapat berkunjung kembali kepada beliau.
فَحَبَاهَا
مِنْ حِبَائِهِ الْوَافِرِ بِحِبَاهُ
Artinya:
12. Lalu Beliau s.a.w. juga memberikan hadiah
yang cukup berharga kepadanya (Ḥalīmah).
وَ
قَدِمَتْ عَلَيْهِ يَوْمَ حُنَيْنٍ فَقَامَ إِلَيْهَا وَ أَخَذَتْهُ
الْأَرْيَحِيَّةُ
Artinya:
13. Dan ketika terjadi peristiwa perang
Ḥunain, Ḥalīmah sempat berkunjung lagi kepada Beliau. Kedatangan Ḥalīmah
disambut oleh Beliau s.a.w. dengan segala rasa hormat dan penuh gembira.
وَ
بَسَطَ لَهَا مِنْ رِدَائِهِ الشَّرِيْفِ بِسَاطَ بِرِّهِ وَ نَدَاهُ
Artinya:
14. Lalu Beliau s.a.w. membentangkan tikar
kambalnya yang bagus kepadanya.
وَ
الصَّحِيْحُ أَنَّهَا أَسْلَمَتْ مَعَ زَوْجِهَا وَ الْبَنِيْنَ وَ الذُّرِّيَّةِ
Artinya:
15. Menurut pendapat yang shaḥīḥ, sesungguhnya
Ḥalīmah masuk agama Islam bersama suaminya dan anak-anaknya serta seluruh
keluarganya.
وَ قَدْ
عَدَّهُمَا فِي الصَّحَابَةِ جَمْعٌ مِنْ ثِقَاتِ الرُّوَاةِ
Artinya:
16. Bahkan menurut segolongan para rawi yang
dapat dipercaya, bahwa kedua suami istri itu termasuk golongan para sahabat.
BAB IX
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
لَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَرْبَعَ سِنِيْنَ خَرَجَتْ بِهِ
أُمُّهُ إِلَى الْمَدِيْنَةِ النَّبَوِيَّةِ
Artinya:
1. Ketika Beliau s.a.w. telah berusia empat
tahun, Beliau dibawa oleh ibunya ke Madīnah.
ثُمَّ
عَادَتْ فَوَافَتْهَا بِالْأَبْوَاءِ أَوْ بِشِعْبِ الْحَجُوْنِ الْوَفَاةُ
Artinya:
2. Ketika dalam perjalanan pulang, lalu
ibunya wafat di kota Abwā’ atau Ḥajūn.
وَ
حَمَلَتْهُ حَاضِنَتُهُ أُمُّ أَيْمَنَ الْحَبَشِيَّةُ
Artinya:
3. Kemudian Beliau dibawa pulang oleh Ummu
Aiman, dan Beliau lalu diasuh olehnya.
الَّتِيْ
زَوَّجَهَا بَعْدُ مِنْ زَيْدِ بْنِ حَارِثَةَ مَوْلَاهُ
Artinya:
4. Yang kelak (sesudah beliau menjadi nabi),
Ummu Aiman dikawinkan dengan Zaid bin Ḥāritsah, hamba yang telah Beliau
merdekakan.
وَ
أَدْخَلَتْهُ عَلَى جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَضَمَّهُ إِلَيْهِ وَ رَقَّ لَهُ
وَ أَعْلَا رُقِيَّهُ
Artinya:
5. Sesungguhnya di Makkah, Beliau s.a.w.
diserahkan kepada kakeknya, ‘Abd-ul-Muththalib. ‘Abd-ul-Muththalib menerimanya
dengan rasa penuh kasih-sayang dan dijaga keluhuran pribadinya.
وَ
قَالَ إِنَّ لِابْنِيْ هذَا شَأْنًا عَظِيْمًا، فَبَخٍ بَخٍ لِمَنْ وَقَّرَهُ وَ
وَالَاهُ
Artinya:
6. Berkatalah ‘Abd-ul-Muththalib seraya
memeluk Muḥammad s.a.w.: “Cucuku ini benar-benar mempunyai urusan yang besar,
beruntung sekali orang yang memuliakan dan mengasihinya.
وَ لَمْ
تَشْكُ فِيْ صَبَاهُ جُوْعًا وَ لَا عَطْشًا قَطُّ نَفْسُهُ الْأَبِيَّةُ
Artinya:
7. Semasa kecilnya, Beliau s.a.w. tidak
pernah mengeluh lapar dan dahaga kepada orang lain.
وَ
كَثِيْرًا مَا غَذَى فَاغْتَذَى بِمَاءِ زَمْزَمَ فَأَشْبَعَهُ وَ أَرْوَاهُ
Artinya:
8. Seringkali di waktu pagi Beliau s.a.w.
hanya meminum air zamzam yang bagi beliau sudah cukup dapat mengenyangkan
memuaskan dahaganya.
وَ
لَمَّا أُنِيْخَتْ بِفِنَاءِ جَدِّهِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ مَطَايَا الْمَنِيَّةِ
Artinya:
9. Dan tatkala Beliau s.a.w. sudah ditinggal
mati oleh ‘Abd-ul-Muththalib.
كَفَلَهُ
عَمُّهُ أَبُوْ طَالِبٍ شَقِيْقٌ أَبِيْهِ عَبْدِ اللهِ
Artinya:
10. Maka Beliau s.a.w. diasuh oleh pamannya
Abū Thālib, yaitu adik dari ayahnya, yang bernama ‘Abdullāh.
فَقَامَ
بِكَفَالَتِهِ بِعَزْمٍ قَوِيٍّ وَ هِمَّةٍ وَ حَمِيَّةٍ
Artinya:
11. Pamannya sendiri, selama mengasuh Beliau
s.a.w. itu dengan penuh semangat dan cita-cita, serta melindungi.
وَ
قَدَّمَهُ عَلَى النَّفْسِ وَ الْبَنِيْنَ وَ رَبَّاهُ
Artinya:
12. Bahkan kepentingan Beliau s.a.w. lebih
diutamakan daripada kepentingan dirinya sendiri dan anak-anaknya.
وَ
لَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِثْنَى عَشَرَ سَنَةً رَحَلَ
بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَمُّهُ أَبُوْ طَالِبٍ إِلَى الْبِلَادِ
الشَّامِيَّةِ
Artinya:
13. Ketika Beliau s.a.w. berumur dua belas
tahun, maka beliau diajak pamannya berangkat ke negara Syām.
وَ
عَرَفَهُ الرَّاهِبُ بُحَيْرَا بِمَا حَازَهُ مِنْ وَصْفِ النُّبُوَّةِ وَ حَوَاهُ
Artinya:
14. Lalu pendeta Buḥairā mengenalinya dari
tanda-tanda kenabian pada diri Beliau s.a.w.
وَ
قَالَ إِنِّيْ أَرَاهُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ وَ رَسُوْلَ اللهِ وَ نَبِيَّهُ
Artinya:
15. Pendeta itu berkata kepada Abū Thālib:
“Saya tahu persis tentang anak ini, Dia kelak akan menjadi Penghulu seluruh
alam ini, akan menjadi Rasūlullāh dan Nabi-Nya.”
قَدْ
سَجَدَ لَهُ الشَّجَرُ وَ الْحَجَرُ وَ لَا يَسْجُدَانِ إِلَّا لِنَبِيٍّ أَوَّاهٍ
Artinya:
16. Buktinya, semua batu dan pepohonan tunduk
takluk, semuanya bersujud kepadanya. Hal seperti ini hanya terjadi terhadap
diri seorang Nabi yang sangat lembut hatinya.
وَ
إِنَّا لَنَجِدُ نَعْتَهُ فِي الْكُتُبِ الْقَدِيْمَة السَّمَاوِيَّةِ
Artinya:
17. Sesungguhnya kami telah menemukan
sifat-sifatnya pada kitab-kitab Samāwi yang terdahulu.
وَ
بَيْنَ كَتِفَيْهِ خَاتَمُ النُّبُوَّةِ قَدْ عَمَّهُ النُّوْرُ وَ عَلَاهُ
Artinya:
18. Dan di antara dua tulang belikatnya ada
tanpa Cap Kenabian yang diliputi dengan cahaya terang.
وَ
أَمَرَ عَمَّهُ بِرَدِّهِ إِلَى مَكَّةَ تَخَوُّفًا عَلَيْهِ مِنْ أَهْلِ دِيْنِ
الْيَهُوْدِيَّةِ
Artinya:
19. Pendeta itu, menyuruh Abū Thālib, agar
beliau s.a.w. segera dibawa pulang ke Makkah, karena dikhawatirkan ancaman
orang-orang kafir Yahudi.
فَرَجَعَ
بِهِ وَ لَمْ يُجَاوِزْ مِنَ الشَّامِ الْمُقَدَّسِ بُصْرَاهُ
Artinya:
20. Lalu Abū Thālib pulang dengan membawa
Beliau sebelum sampai ke negeri Syām yang suci.
BAB X
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
لَمَّا بَلَغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ خَمْسًا وَ عِشْرِيْنَ سَنَةً
سَافَرَ إِلَى بُصْرَى فِيْ تِجَارَةٍ لِخَدِيْجَةَ الْفَتِيَّةِ
Artinya:
1. Ketika Beliau s.a.w. genap berusia dua
puluh lima tahun, maka Beliau pergi berdagang ke negeri Syām, untuk
memperdagangkan dagangan Khadījah.
وَ
مَعَهُ غُلَامُهَا مَيْسَرَةُ يَخْدُمُهُ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ وَ
يَقُوْمُ بِمَا عَنَاهُ
Artinya:
2. Beliau disertai pembantu Siti Khadījah
yang bernama Maisarah untuk membantu pekerjaannya selama dalam perjalanan dan
selama berada di negeri Syām.
فَنَزَلَ
تَحْتَ شَجَرَةِ لَدَى صَوْمَعَةِ نَسْطُوْرَ رَاهِبِ النَّصْرَانِيَّةِ
Artinya:
3. Di tengah perjalanan, Beliau berhenti
untuk beristirahat di bawah kayu dekat rumah tempat peribadatan seorang pendeta
bernama Nasthūr.
فَعَرَفَهُ
الرَّاهِبُ إِذْ مَالَ إِلَيْهِ ظِلُّهَا الْوَارِفُ وَ آوَاهُ
Artinya:
4. Maka pendeta itu segera dapat
mengetahuinya, di kala bayang-bayang pohon itu memanjang dan melebar menaungi
beliau dari teriknya panas matahari.
وَ
قَالَ مَا نَزَلَ تَحْتَ هذِهِ الشَّجَرَةِ قَطُّ إِلَّا نَبِيٌّ ذُوْ صِفَاتٍ
نَقِيَّةٍ
Artinya:
5. Pendeta itu berkata: “Tiada seorang jua
pun yang berhenti di bawah pohon ini, melainkan nabi yang mempunyai sifat-sifat
yang suci.”
وَ
رَسُوْلٌ قَدْ خَصَّهُ اللهُ تَعَالَى بِالْفَضَائِلِ وَ حَبَاهُ
Artinya:
6. Dan Rasūl yang diistimewakan dan diberi
anugerah dengan sifat-sifat utama.
ثُمَّ
قَالَ لِمَيْسَرَةَ أَفِيْ عَيْنَيْهِ حُمْرَةٌ اِسْتَظْهَارًا لِلْعَلَامَةِ
الْخَفِيَّةِ
Artinya:
7. Pendeta bertanya kepada Maisarah: “Adakah
pada dua matanya terdapat tanda kemerah-merahan?”
فَأَجَابَهُ
بِنَعَمْ فَحَقَّ لَدَيْهِ مَا ظَنَّهُ فِيْهِ وَ تَوَخَّاهُ
Artinya:
8. Maisarah menjawab: “Betul, ada.” Maka sang
pendeta meyakini dugaannya itu, lalu ia pun menjalin persaudaraan dengan nabi.
ثُمَّ
قَالَ لِمَيْسَرَةَ لَا تُفَارِقْهُ وَ كُنْ مَعَهُ بِصِدْقِ عَزْمٍ وَ حُسْنٍ
طَوِيَّةٍ
Artinya:
9. Dan Sang Pendeta berpesan kepada Maisarah:
“Orang ini janganlah anda tinggalkan seorang saja, dampingilah dia dengan
tujuan hati yang benar dan sebaik perlindungan.
فَإِنَّهُ
مِمَّنْ أَكْرَمَهُ اللهُ تَعَالَى بِالنُّبُوَّةِ وَاجْتَبَاهُ
Artinya:
10. Karena sesungguhnya dia termasuk dari
golongan orang yang dimuliakan Allah ta‘ālā dengan sifat kenabian dan
dipilih-Nya menjadi nabi.”
ثُمَّ
عَادَ إِلَى مَكَّةَ فَرَأَتْهُ خَدِيْجَةُ مُقْبِلًا وَ هِيَ بَيْنَ نِسْوَةٍ
فِيْ عِلِّيَّةٍ
Artinya:
11. Kemudian dia kembali ke Makkah, ketika itu
Khadījah ditemani oleh beberapa inangnya melihatnya dari atas rumah.
وَ
مَلَكَانِ عَلَى رَأْسِهِ الشَّرِيْفِ مِنْ وَهَجِ الشَّمْسِ قَدْ أَظَلَّاهُ
Artinya:
12. Sedangkan dua malaikat menaungi
(memayungi) kepalanya dari teriknya panas matahari.
وَ
أَخْبَرَهَا مَيْسَرَةُ بِأَنَّهُ رَأَى ذلِكَ فِي السَّفَرِ كُلَّهُ وَ بِمَا
قَالَ لَهُ الرَّاهِبُ وَ أَوْدَعَهُ لَدَيْهِ مِنَ الْوَصِيَّةِ
Artinya:
13. Akhirnya Maisarah melaporkan seluruhnya
kepada Khadījah tentang peristiwa yang terjadi selama dalam perjalanan, dan
melaporkan wasiat yang telah disampaikan oleh pendeta Nasthūr itu.
وَ
ضَاعَفَ اللهُ فِيْ تِلْكَ التِّجَارَةِ رِبْحَهَا وَ نَمَّاهُ
Artinya:
14. Dan ternyata harta yang diperdagangkan
Beliau s.a.w. itu dilipatkan oleh Allah dalam keuntungannya.
فَبَانَ
لِخَدِيْجَةَ بِمَا رَأَتْ وَ مَا سَمِعَتْ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ تَعَالَى إِلَى
الْبَرِيَّةِ
Artinya:
15. Berdasarkan apa yang disaksikannya
sendiri, dan apa yang telah didengarnya dari Maisarah, maka mengertilah Khadījah,
bahwa sesungguhnya Beliau adalah Pesuruh Allah (Rasūlullāh) untuk seluruh
makhluk.
الَّذِيْ
خَصَّهُ اللهُ تَعَالَى بِقُرْبِهِ وَاصْطَفَاهُ
Artinya:
16. Yang telah diistimewakan oleh Allah ta‘ālā
dan dipilihnya.
فَخَطَبَتْهُ
لِنَفْسِهَا لِتَشُمَّ مِنَ الْإِيْمَانِ بِهِ طِيْبَ رَيَّاهُ
Artinya:
17. Kemudian Khadījah melamarkan dirinya,
dengan maksud agar ia dapat merasakan bau iman dan kesegarannya.
فَأَخْبَرَ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَعْمَامَهُ بِمَا دَعَتْهُ إِلَيْهِ هذِهِ
الْبَرَّةُ النَّقِيَّةُ
Artinya:
18. Maka Beliau s.a.w. memberitahukan maksud
Khadījah itu kepada paman-pamannya untuk dimintai pertimbangan.
فَرَغِبُوْا
فِيْهَا لِفَضْلٍ وَ دِيْنٍ وَ جَمَالٍ وَ مَالٍ وَ حَسَبٍ وَ نَسَبٍ كُلٌّ مِنَ
الْقَوْمِ يَهْوَاهُ
Artinya:
19. Mereka juga ikut menyetujuinya, karena
keutamaannya, agamanya, kecantikannya, hartanya, dan nasabnya. Dan seluruh
golongan beliau sendiri juga mendukungnya.
وَ
خَطَبَ أَبُوْ طَالِبٍ وَ أَثْنَى عَلَيْهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
بَعْدَ أَنْ حَمِدَ اللهَ بِمَحَامِدَ سَنِيَّةٍ
Artinya:
20. Abū Thālib pada acara pinangan itu
berkhutbah memuji Nabi s.a.w. setelah memuja kepada Allah dengan puji-pujian.
وَ
قَالَ: هُوَ وَاللهِ بَعْدُ لَهُ نَبَأ ٌعَظِيْمٌ، يُحْمَدُ فِيْهِ مَسْرَاهُ
Artinya:
21. Abū Thālib berkata: “Demi Allah, Dia mengemban
urusan yang besar yang akan terpuji kesudahannya.”
فَزَوَّجَهَا
مِنْهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَبُوْهَا، وَ قِيْلَ: عَمُّهَا، وَ
قِيْلَ: أَخُوْهَا لِسَابِقِ سَعَادَتِهَا الْأَزَلِيَّةِ
Artinya:
22. Lalu Khadījah dinikahkan oleh ayahnya sendiri,
dan ada yang mengatakan pamannya, dan ada yang mengatakan saudaranya.
Kebahagiaan Khadījah yang semacam ini karena memang sudah didahului
ketentuannya pada zaman azali.
وَ
أَوْلَدَهَا كُلَّ أَوْلَادِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إلَّا الَّذِيْ
بِاسْمِ الْخَلِيْلِ سَمَّاهُ.
Artinya:
23. Dari perkawinan itu, Beliau s.a.w.
memperoleh anak yang cukup banyak, kesemuanya beribukan Khadījah, kecuali
seorang anak yang bernama Ibrāhīm. (Adapun Ibrāhīm adalah beribukan Mariyah,
seorang istri Rasūlullāh s.a.w. berasal dari Mesir).
BAB XI
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
لَمَّا بَلَّغَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ خَمْسًا وَ ثَلَاثِيْنَ سَنَةً
بَنَتْ قُرَيْشٌ الْكَعْبَةَ لِانْصِدَاعِهَا بِالسُّيُوْلِ الْأَبْطَحِيَّةِ
Artinya:
1. Ketika Beliau s.a.w. berumur tiga puluh
lima tahun, kaum Quraisy berupaya membangun Ka‘bah, karena pecah sebab dilanda
banjir yang berasal dari lembah Abthah.
وَ
تَنَازَعُوْا فِيْ رَفْعِ الْحَجَرِ الْأَسْوَدِ، فَكُلٌّ أَرَادَ رَفْعَهُ وَ
رَجَاهُ
Artinya:
2. Dan mereka bersengketa dalam hal
meletakkan Ḥajar Aswad. Karena setiap golongan berkehendak untuk mengangkat dan
meletakkan kembali pada tempatnya yang sama.
وَ
عَظُمَ الْقِيْلُ وَ الْقَالُ، وَ تَحَالَفُوْا عَلَى الْقِتَالِ، وَ قَوِيَتِ
الْعَصَبِيَّةُ
Artinya:
3. Pertengkaran semakin menjadi-jadi dan
peperangan hampir saja terjadi, sedangkan fanatisme suku semakin kuat
bergolong-golong.
ثُمَّ
تَدَاعُوْا إِلَى الْإِنْصَافِ، وَ فَوَّضُوا الْأَمْرَ إِلَى ذِيْ رَأْيٍ صَائِبٍ
وَ أَنَاةٍ
Artinya:
4. Kemudian mereka mengadakan perdamaian dan
mencari jalan keluarnya dan menyerahkan persoalan tersebut kepada pendapat yang
benar.
فَحَكَمَ
بِتَحْكِيْمِ أَوَّلِ دَاخِلٍ مِنْ بَابِ السَّدَنَةِ الشَّيْبِيَّةِ
Artinya:
5. Mereka bersepakat, bahwa siapa saja nanti
yang mula-mula sekali memasuki dari pintu tirai juru kunci Ka‘bah itulah orang
yang berhak untuk menjadi hakim dalam persoalan ini.
فَكَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَوَّلَ دَاخِلٍ، فَقَالُوْا: هذَا
الْأَمِيْنُ، وَ كُلُّنَا نَقْبَلُهُ وَ نَرْضَاهُ
Artinya:
6. Ternyata Beliau s.a.w. yang mula-mula
sekali memasukinya. Maka, berteriaklah mereka secara serempak: “Inilah dia
al-Amīn, kami semua menerima dan meridhai.”
وَ
أَخْبَرُوْهُ بِأَنَّهُمْ رَضُوْهُ أَنْ يَكُوْنَ صَاحِبَ الْحُكْمِ فِيْ هذَا
الْمُلِمِّ وَ وَلِيَّهُ
Artinya:
7. Lalu, berceritalah mereka kepada Beliau
s.a.w., bahwa mereka telah senang hati menakala beliau yang memutuskan dan
mengaturnya.
فَوَضَعَ
الْحَجَرَ فِيْ ثَوْبٍ، ثُمَّ أَمَرَ أَنْ تَرْفَعَهُ الْقَبَائِلُ جَمِيْعًا إِلَى
مُرْتَقَاهُ
Artinya:
8. Akhirnya Beliau meletakkan Ḥajar Aswad
pada kain, kemudian mereka disuruh mengangkatnya bersama-sama menuju ke tempat
asalnya.
فَرَفْعُوْهُ
إِلَى مَقَرِّهِ مِنْ رُكْنِ هَاتِيْكَ الْبَنِيَّةِ
Artinya:
9. Mereka dengan serentak mengangkat Ḥajar
Aswad menuju ke sudut Ka‘bah.
وَ
وَضَعَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِيَدِهِ الشَّرِيْفَةِ فِيْ
مَوْضِعِهِ الْآنَ وَ بَنَاهُ.
Artinya:
10. Kemudian, oleh Beliau s.a.w. batu itu
diletakkan kembali pada tempat semula, sehingga sampai sekarang.
BAB XII
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
وَ
لَمَّا كَمُلَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَرْبَعُوْنَ سَنَةً عَلَى
أَوْفَقِ الْأَقْوَالِ لِذَوِي الْعَالِمِيَّةِ،
Artinya:
1. Ketika usia Beliau s.a.w. genap empat
puluh tahun, dengan mengikuti Qaul ‘ulama’ ahli sejarah.
بَعَثَهُ
اللهُ تَعَالَى لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَ نَذِيْرًا فَعَمَّهُمْ بِرُحْمَاهُ
Artinya:
2. Maka Allah ta‘ālā mengangkat Beliau
menjadi Rasūl-Nya sebagai pembawa berita gembira dan pembawa peringatan, dengan
maksud untuk umat seluruh alam.
وَ
بُدِئَ إِلَى تَمَامِ سِتَّةِ أَشْهُرٍ بِالرُّؤْيَا الصَّادِقَةِ الْجَلِيَّةِ
Artinya:
3. Pada enam bulan pertama, Beliau mendapat
impian-impian yang benar dan nyata.
فَكَانَ
لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ صُبْحٍ أَضَاءَ سَنَاهُ
Artinya:
4. Setiap kali Beliau s.a.w. bermimpi, beliau
melihat seolah-olah ada sinar matahari pagi yang memancar cemerlang membelah
kegelapan ufuk timur.
وَ
إِنَّمَا ابْتُدِئَ بِالرُّؤْيَا تَمْرِيْنًا لِلْقُوَّةِ الْبَشَرِيَّةِ
Artinya:
5. Sesungguhnya pada waktu menjelang
pengangkatannya itu dimulai impian-impian, dimaksudkan untuk menggembleng jiwa
insaninya, agar beliau mempunyai dasar yang kokoh dan kuat.
لِئَلَّا
يَفْجَأَهُ الْمَلَكُ بِصَرِيْحِ النُّبُوَّةِ، فَلَا تَقْوَاهُ قُوَاهُ
Artinya:
6. Agar tidak merasa gentar dan cukup mampu
daya kekuataannya, manakala menghadapi malaikat Jibrīl a.s., yang akan
menyampaikan wahyunya.
وَ
حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ، فَكَانَ يَتَعَبَّدُ بِحَرَاءَ اللَّيَالِيَ
الْعَدَدِيَّةَ
Artinya:
7. Dalam pada itu, Beliau s.a.w. memang
senang bersunyi diri, sedangkan tempat peribadatannya adalah Gua Ḥirā’, sampai
bermalam-malam lamanya.
إِلَى
أَنْ أَتَاهُ فِيْهِ صَرِيْحُ الْحَقِّ وَ وَافَاهُ
Artinya:
8. Hingga datang malaikat Jibrīl menyampaikan
wahyu.
وَ
ذلِكَ فِيْ يَوْمِ الْإِثْنَيْنِ لِسَبْعَ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَّتْ مِنْ شَهْرِ
اللَّيْلَةِ الْقَدْرِيَّةِ
Artinya:
9. Ketika itu, bertepatan pada hari Senin
tanggal 17 Ramadhān.
وَ
ثَمَّ أَقْوَالٌ: لِسَبْعٍ، أَوْ لِأَرْبَعٍ وَ عِشْرِيْنَ مِنْهُ، أَوْ لِثَمَانٍ
مِنْ شَهْرِ مَوْلِدِهِ الَّذِيْ بَدَا فِيْهِ بَدْرُ مُحَيَّاهُ
Artinya:
10. Ada beberapa pendapat yang mengatakan,
bahwa hal itu terjadi pada tanggal 27/28 Ramadhān, dan ada juga yang mengatakan
tanggal 8 Rabī‘-ul-Awwal.
فَقَالَ
لَهُ: اِقْرَأْ، فَأَبَى فَغَطَّهُ غَطّةً قَوِيَّةً
Artinya:
11. Pada waktu itu malaikat Jibrīl mengatakan:
“Bacalah!”, tetapi Beliau tidak membaca. Lalu Jibrīl memeluknya dengan pelukan
yang kuat.
ثُمَّ
قَالَ لَهُ: اِقْرَأْ، فَأَبَى فَغَطَّهُ ثَانِيَةً حَتَّى بَلَغَ مِنْهُ الْجَهْدُ
وَ غَطَّاهُ
Artinya:
12. Kemudian Jibrīl berkata lagi: “Bacalah!”,
tetapi Beliau tetap tidak membaca. Lalu dipeluknya untuk yang kedua kalinya,
sehingga pelukannya menjadi erat, dan sukar untuk dilepaskan.
ثُمَّ
قَالَ لَهُ: اِقْرَأْ، فَأَبَى فَغَطَّهُ ثَالِثَةً لِيَتَوَجَّهَ إِلَى مَا
سَيُلْقَى إِلَيْهِ بِجَمْعِيَّةِ
Artinya:
13. (Demikianlah hingga tiga kali Jibrīl
menyuruh Beliau s.a.w. membaca, tetapi Beliau masih tetap tidak membaca, karena
tidak tahu apa yang dibaca.) Lalu dipeluknya lagi untuk ketiga kalinya. Hal ini
dilakukan oleh Jibrīl, dengan maksud agar Beliau s.a.w. siap untuk menerima
wahyu yang akan disampaikan kepadanya.
وَ
يُقَابلُهُ بِجِدٍّ وَاجْتِهَادٍ وَ يَتَلَقَّاهُ
Artinya:
14. Setelah Beliau s.a.w. untuk menerima
wahyu, maka wahyu suci diterimakannya.
ثُمَّ
فَتَرَ الْوَحْيُ ثَلَاثَ سِنِيْنَ، أَوْ ثَلَاثِيْنَ شَهْرًا، لِيَشْتَاقَ إِلَى
انْتِشَاقِ هَاتِيْكَ النَّفَحَاتِ الشَّذِيَّةِ
Artinya:
15. Sesudah itu, terputuslah wahyu hingga tiga
tahun lamanya, atau tiga puluh bulan, dengan tujuan agar Beliau s.a.w. merasa
rindu kepadanya.
ثُمَّ
أُنْزِلَتْ عَلَيْهِ { يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّر } فَجَاءَهُ جِبْرِيْلُ بِهَا وَ
نَادَاهُ
Artinya:
16. Kemudian, turun lagi wahyu/ayat yang
berbunyi “Yā Ayyuh-al-Muddatstsir” (Hai orang yang berkemul (berselimut)).
فَكَانَ
لِنُبُوَّتِهِ فِيْ تَقَدُّمِ { اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ } شَاهِدٌ عَلَى أَنَّ
لَهَا السَّابِقِيَّةَ
Artinya:
17. Wahyu Pertama yang mendahuluinya adalah
surat al-‘Alaq.
وَ
التَّقَدُّمَ عَلَى رِسَالَتِهِ بِالْبَشَارَةِ وَ النَّذَارَةِ لِمَنْ دَعَاهُ.
Artinya:
18. Yang menjadi saksi pengangkatannya menjadi
Rasūl dengan membaca berita gembira dan peringatan orang yang diserunya.
BAB XIV
عَطِّرِ
اللّهُمَّ قَبْرَهُ الْكَرِيْمَ بِعَرْفٍ شَذِيٍّ مِنْ صَلَاة ٍوَ تَسْلِيْمٍ
اللّهُمَّ
صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَيْهِ
Artinya:
Semoga Allah mengharumkan dan mewangikan
kuburnya (Nabi) yang mulia, dengan keharuman wangi-wangian salawat dan salam
sejahtera.
Ya Allah, berilah salawat dan salam serta
berkah atas Nabi s.a.w.
ثُمَّ
أُسْرِيَ بِرُوْحِهِ وَ جَسَدِهِ يَقَظَةً مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى
الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى وَ رِحَابِهِ الْقُدْسِيَّةِ
Artinya:
1. Kemudian Beliau s.a.w. di-isrā’-kan dengan
jiwa dan raganya dari Masjid-il-Ḥarām ke Masjid-il-Aqshā.
وَ
عُرِجَ بِهِ إِلَى السَّموَاتِ، فَرَأَى آدَمَ فِي الْأُوْلَى
Artinya:
2. Dan di-mi‘rāj-kan ke langit berlapis
tujuh. Di langit pertama, Beliau berjumpa dengan Nabi Ādam.
وَ قَدْ
جَلَّلَهُ الْوَقَارُ وَ عَلَاهُ
Artinya:
3. Yang telah diagungkan kemuliaan dan
ketinggian derajatnya.
وَ فِي
الثَّانِيَةِ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَتُوْلِ الْبَرَّةِ التَّقِيَّةِ
Artinya:
4. Di langit kedua, Beliau bertemu dengan
Nabi ‘Īsā bin Maryam, (Maryam adalah) seorang gadis yang suci dari perbuatan
noda, lagi bertaqwa kepada Allah ta‘ālā.
وَ
ابْنَ خَالَتِهِ يَحْيَى الَّذِيْ أُوْتيَ الْحُكْمَ فِيْ صِبَاهُ
Artinya:
5. Dan di sana juga bertemu dengan Nabi
Yaḥyā, saudara lelaki sepupu Nabi ‘Īsā, yang sudah alim sejak kecil.
وَ
رَأَى فِي الثَّالِثَةِ يُوْسُفَ (الصِّدِّيْقَ) بِصُوْرَتِهِ الْجَمَالِيَّةِ
Artinya:
6. Di langit ketiga, Beliau bertemu dengan
Nabi Yūsuf, nabi yang sangat elok dan menarik hati.
وَ فِي
الرَّابِعَةِ إِدْرِيْسَ الَّذِيْ رَفَعَ اللهُ مَكَانَهُ وَ أَعْلَاهُ
Artinya:
7. Di langit keempat, Beliau bertemu dengan
Nabi Idrīs, nabi yang ditinggikan derajatnya di hadapan Allah ta‘ālā.
وَ فِي
الْخَامِسَةِ هَارُوْنَ الْمُحَبَّبَ فِي الْأُمَّةِ الْإِسْرَائِيْلِيَّةِ
Artinya:
8. Di langit kelima, Beliau bertemu dengan
Nabi Hārūn, nabi yang amat disukai oleh kaum Bani Isrā‘īl.
وَ فِي
السَّادِسَةِ مُوْسَى الَّذِيْ كَلَّمَهُ اللهُ وَ نَاجَاهُ
Artinya:
9. Di langit keenam, Beliau bertemu dengan
Nabi Mūsā, nabi yang ahli munajat kepada Allah ta‘ālā dan pernah berbicara
langsung dengan-Nya.
وَ فِي
السَّابِعَةِ إِبْرَاهِيْمَ الَّذِيْ جَاءَ رَبَّهُ بِسَلَامَةِ الْقَلْبِ وَ
(حُسْنِ) الطَّوِيَّةِ
Artinya:
10. Di langit ketujuh, Beliau bertemu dengan
Nabi Ibrāhīm, nabi yang selamat hatinya dan yang mempunyai sebutan baik.
وَ
حَفِظَهُ (اللهُ) مِنْ نَارِ نَمْرُوْدِ وَ عَافَاهُ
Artinya:
11. Nabi yang dijaga oleh Allah ta‘ālā dari
sengatan panas api Namrūd.
ثُمَّ
رُفِعَ إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى إِلَى أَنْ سَمِعَ صَرِيْفَ الْأَقْلَامِ
بِالْأُمُوْرِ الْمَقْضِيَّةِ
Artinya:
12. Kemudian Beliau s.a.w. dinaikkan ke
Sidrat-ul-Muntahā, sehingga Beliau dapat mendengarkan goresan Qalam (Pena) di
Lauḥ-ul-Maḥfūzh.
إِلَى
مَقَامِ الْمُكَافَحَةِ الَّذِيْ قَرَّبَهُ اللهُ فِيْهِ وَ أَدْنَاهُ
Artinya:
13. Sampai kepada suatu tempat yang dinamakan
Mukāfaḥah, di mana Beliau s.a.w. menghadap langsung dan munajat kepada Allah.
وَ
أَمَاطَ لَهُ حُجُبَ الْأَنْوَارِ الْجَلَالِيَّةِ
Artinya:
14. Tersingkaplah tabir yang menutupi nur
keagungan-Nya.
وَ
أَرَاهُ بِعَيْنَيْ رَأْسِهِ مِنْ حَضْرَةِ الرُّبُوْبِيَّةِ مَا أَرَاهُ
Artinya:
15. Dengan demikian, maka Beliau s.a.w. dapat
memandang-Nya dengan mata kepalanya sendiri apa yang dapat dilihatnya dari
sifat Ketuhanan-Nya.
وَ
بَسَطَ لَهُ بِسَاطَ (بُسُطَ) الْإِدْلَالِ فِي الْمَجَالِ الذَّاتِيَّةِ
Artinya:
16. Dan terbentang baginya hamparan kasih
mesra pada tempat kenyataan Dzāt-Nya.
وَ
فَرَضَ عَلَيْهِ وَ عَلَى أُمَّتِهِ خَمْسِيْنَ صَلَاةً. ثُمَّ انْهَلَّ سَحَابُ
الْفَضْلِ فَرُدَّتْ إِلَى خَمْسٍ عَمَلِيَّةٍ
Artinya:
17. Dan Allah ta‘ālā mewajibkan kepadanya dan
kepada umatnya melakukan shalat lima puluh kali (waktu). Kemudian turunlah
kemurahan Tuhan, akhirnya dikurangi hingga hanya tinggal lima kali yang wajib
diamalkan.
وَ
لَهَا أَجْرُ الْخَمْسِيْنَ كَمَا شَاءَهُ فِي الْأَزَلِ وَ قَضَاهُ
Artinya:
18. Namun, pahalanya tidak berkurang dari
pahala shalat lima puluh kali, sebagaimana apa yang telah dikehendaki dan
dihukumkan Allah pada zaman azali dahulu kala.
ثُمَّ
عَادَ فِيْ لَيْلَتِهِ وَ صَدَّقَهُ الصِّدِّيْقُ بِمَسْرَاهُ
Artinya:
19. Kemudian Beliau s.a.w. pulang kembali pada
malam itu juga, sedangkan orang yang mau membenarkan peristiwa Isrā’ Mi‘rāj-nya
itu hanya Abū Bakar Shiddīq.
وَ
كُلُّ ذِيْ عَقْلٍ وَ رَوِيَّةٍ
Artinya:
20. Dan orang-orang yang mempunyai pikiran
yang sehat.
وَ
كَذَّبَتْهُ قُرَيْشٌ، وَ ارْتَدَّ مَنْ أَضَلَّهُ الشَّيْطَانُ وَ أَغْوَاهُ.
Artinya:
21. Sebaliknya, kaum Quraisy sendiri
mendustakannya dan bahkan orang yang disesatkan dan ditipu oleh syaithan makin
menjadi murtad.