Tahun 2014 lalu saya membaca sebuah artikel tentang kegiatan
Klaster Komoditi Unggulan oleh Bank Indonesia. Walau artikel beritanya saya
sudah lupa, saya menangkap sebuah motivasi dan mimpi tentang kolaborasi antara kegiatan
tersebut dengan kegiatan yang sekarang saya geluti yaitu budidaya jagung.
Pada penghujung tahun 2017, saya berkomitmen untuk kembali
ke desa. Kembali masuk dan ikut dalam menggali potensi desa, dan akhirnya
berujung dengan terbentuknya kelompok diskusi kecil antar pemuda. Melalui
diskusi kecil itu muncul gagasan dibuatnya kempok diskusi karang taruna yang terfokus
dalam pengembangan potensi lokal. Tidak lama berlalu, kelompok diskusi tersebut
ahirnya mengerucut kepada kesimpulan bahwa potensi yang harus dikembangkan di desa
saya adalah pertanian yang terfokus pada pemanfaatan lahan tidur .
November 2017 kelompok kami bersepakat untuk meminta pembukaan
lahan Pangangonan (tanah Desa) yang sudah 20 tahun tidak termanfaatkan untuk
dibuka dan dijadikan lahan budidaya. Kurang lebih 30 Ha tanah pangangonan Desa
Janggala Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis belum termanfaatkan. Musyawarah dengan
pemerintah desa sebagi pemilik dari tanah tersebut menjadi langkah selanjutnya
yang harus ditempuh.
Desember 2017, Kami melakukan musyawarah dengan Pemerintah Desa,
dan apa yang kami harapkan terwujud. Pemerintah Desa memberikan hak kelola
terhadap lahan Pangangonan bahkan mengapresiasi dengan berkomitmen terus untuk
mondorong kegiatan kami.
Awal 2018 kami mengagasa kegiatan Agricamp Budidaya Jagung di
lahan Pangangonan. Kenapa mesti jagung? Sebab kami menilai jagung adalah komoditas
yang secara nilai cukup tinggi, sementara dari pengolahan tanah cukup ringan. Melalui
Kegiatan Agricamp ini kami mendapat banyak bantuan moral dan gagasan, terutama dari
kawan kawan Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA) Kementrian Pertanian
Indonesia. Juga tidak bisa di pungkiri keterlibatan pemerintah Desa Janggala Kecamatan
Cidolog, BPP Kecamatan Cidolog, membuat kelompok kami menjadi semakin percaya
terhadap kegiatan budidaya.
Mei 2018 Kami Panen perdana dan hasilnya cukup luar biasa. Hasil
dari lahan 1,5 Ha keluar jagung pipil kering sekitar 6 Ton. Hasil ini merupaka
prestasi bagi kami sebagi petani pemula. Dari hasil yang cukup lumayan tersebut
menjadi daya tarik tersendiri bagi warga desa sekitar, akhirnya pada musim
tanam ke dua, hampir setiap warga menanam jagung di lahan mereka yang selama
ini tidak ditanami tanaman produktif.
Waktu berlalu, kegiatan budidya di lahan Pangangonan terus
berjalan. Di sisi lain warga juga ikut menanam di lahan-lahan tidur mereka. Kerjasama
antara Pemerintah Desa dan BPP Kecamatan Cidolog makin masif, dan kini lahan
baku yang alwanya hanya 1,Ha sekarang sudah Mencapai 27 Ha dengan rata-rata
hasil panen 4 Ton Jagung Pipil Kering Per Hektar.
9 Januari 2020 Kami di kontak oleh Bapak Camat Cidolog untuk
menemuinya di kantor Kecamatan membahas budidaya jagung dengan Bank Indonesia.
Kami merasa bingung dan bahagia satu artikel yang saya baca tahun 2014 lalu
mungkin bisa jadi kenyataan. Singkat cerita , sore itu kami bertemu dengan
perwakilan Bank indonesia. Mereka sedang menyurvei lokasi pengembangn klaster
jagung, dan ini menjadi sebuah kado terindah dalam perjuangan kami selama
dilahan, semoga kami menjadi bagian dari program itu.
14 Januari 2020 ,
kami mendapat undangan dari Bank indonesia Cabang Tasikmalaya untuk mengikuti
FGD Pengembangan Komoditas Jagung di Kabupaten Ciamis. Satu file PDF yang
dikirmkan Bapak Camat Cidolog (H. Otong Bustomi) melalui Whatsapp dengan berisi undangan FGD pada
hari Kamis 16 Januari 2020 menjadi sebuah kehormatan bagi kami untuk
menghadirinya. Setelah kegaitan FGD tersebut, kami sekarang merasa beruntung
karena di samping secara pekerjaan budidaya bisa berjalan, di sisi ideologi kenegaraan pun
kami bisa terlibat langsung dalam ketahanan pangan nasional. Hal ini yang
semakin memperkuat kami terus barjalan di jalur budidaya jagung.
Pendampingan dan perhatian oleh Bank Indonesia Cabang
Tasikmalaya sangat kami rasakan. Pelatihan-pelatihan dan alat-alat dalam
mendukung budidaya juga Bank Indonesia tidak segan untuk memberikannya kepada
kami. Bagi kami ini sebuah anugrah dari perjuangan, karena ternyata kami tidak
sedang berjuang sendirian.
Kini Bank Indonesia sudah 67 tahun, di hari ulang tahunnya saya
berdo’a semoga Bank indonesia terus konsisten mendampingi kami para petani.
Juga bagi seluruh jajaranya yang terlibat secara teknis maupun non teknis kami
do’akan semoga semuanya selalu bahagia dan mendapat perlindungan dari Tuhan Yang
Maha Kuasa. Amiin.
Jayalah Bank Indonesia !!