Ributnya Situasi saat ini terkadang menjadikan pesimis dan ketakutan hinggap di pikiran, Mulai dari Pademi Covid -19 yang meyebabkan evek domino susah mencari nafkah, urusan Tangan Besi sang mentri segala urusan, dan Polemik Kartu Prakerja yang disinyari menguntukan vendor pelatihan daring, belum lagi ursan Omibuslaw, sasaking rumitnya terkadang berfikir seandainya kampung ku bisa menjadi Cher`an
sebagimana kita tahu Cherán adalah wilayah yang damai sebelum dikuasai kartel narkotika. Tak hanya menjalankan bisnis obat-obatan, kartel di sana juga melakukan penebangan kayu secara liar hingga menghancurkan hutan kuno di Cherán. Situasi tambah runyam karena pemerintah dan aparat setempat juga turut terlibat. Sebagian besar tentara pun ikutan menerima suap kartel.
Dengan keadaan yang terus kacau, masyarakat sipil di Cherán pun memilih angkat senjata dan melakukan perlawanan. Upaya tersebut berhasil. Para politikus korup, polisi culas, dan sindikat kartel sekaligus para penebang liar tak lagi diberi kesempatan untuk menginjak tanah Cherán.
Hingga kini, Cherán masih menjadi kota otonom yang mampu menjalankan kehidupan sosial politiknya tanpa campur tangan pemerintah. Mereka membangun sistem pemerintahan baru tanpa walikota, merancang dewan kota, hingga membentuk milisi sipil untuk menggantikan polisi. Hasilnya: Cherán menjadi salah satu kota dengan tingkat kriminalitas terendah di Meksiko.
Sebab keberhasilan itu, pemerintah Meksiko akhirnya mempersilakan Cheran untuk membuat hukum sendiri yang tidak ada dalam konstitusi Meksiko. Salah satu di antaranya: larangan iklan partai politik.
andai saja kampungku bisa. ....