Pilkades Desa Janggala "pilih perawan atau janda"

Pilkades Desa Janggala Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis tinggal menghitung hari,laksana Bom waktu yang saban detik waktu yntuk meledaknya semakin cepat.

Pilkades desa janggala menyajikan 5 calon kepala desa yang semuanya berjenis kelamin laki-laki, mungkin kaum ibu belum ada yang "kamentalan" menjadi salah satu kandidat pemegang hak pengguna anggaran selama 6 tahun kedepan di pemerintah desa janggala.
Menu piliahan tersaji, panitia memasang beberapa alat sosialisasi calon kandidat lengkap dengan visi misi dan janji-janji yang menjadi pemanis bander di setiap titik central kampung.
Janji-janji seakan menjadi menu wajib dalam setiap kontestasi pemilihan pemimpin, slogan kalo gak janji gak menang memang tepat walau janji jaji hanya tinggal janji, toh pada akhirnya tidak satupun ditepati.

Alat peraga kampanye mulai bertebaran, jutaan rupiah pun mulai di keluratkan oleh para kandidat, walau jumlah terbesar masih menyumbang percatakan spanduk di banding uang kopi buat tim dan konsituen.

Suasana lebaran idul adha kali ini pun obrolan tidak hanya seputar daging kurban, tapi soal siapa yang layak dan tepat memimpin desa janggala pun menjadi salah satu topik bahasan.

Pertanyaanya Pilih "perawan atau janda"?

Kira kira itu topik bahasan pagi ini sambil melihat proses penyembelihan hewan kurban yang ditunda dengan alasan kemarin hari jumat yang dianggap sempit untuk melakukan proses penyembelihan

Dalam obrolan kali ini pilkades desa janggala kami analogikan sebagi sebuah perkawinan,disamping sakral kami anggap pilkades kali ini merupakan pilkades terasik karena di adakan ditiap dusun yang sudah jadi barang pasti kecenderungan terhadap dukuangan akan terlihat di tiap dusun.

Bukan hanya itu, pilkades kali ini juga pertimbangannya sangat dalam, sebab tidak lama lagi desa janggala akan menghadapi pembangunan mega proyek Jalan Tol Bandung Cilacap, yang sudah tentu kapala desa terpilih sudah dipredikasi akan menjadi salah satu tim pembebasan lahan terlewati pambangunan tersebut. Bukan rahasia lagi fee rupiah dari sana sini akan bertebaran

Diskusi sangat melebar, hingga kutipan hadis nabi pun mulai terlontar dari beberap orang dikerumunan, "rosul mengajurkan pilih perwan saja" Sebab mereka lebih manis mulutnya, lebih rapat rahimnya, lebih hangat vaginanya, lebih sedikit tipuannya, dan lebih rela dengan nafkah yang sedikit."

Sontak kami tertawa sangat lebar mendengar pernyataan dari kerumunan

Ada benarnya juga, jika kita pilih kandidat yang sebelumnya tidak pernah terlibat langsung di pemerintahan desa, kita bisa menikmati gaya naturalnya, proses tipu menipu pun mungkin belum sefaham yang sudah pernah menjabat sebelumnya, namun dari sisi pengalaman bekerja bisa dikatakan amatiran
Mungkin dalam proses membangun akan lamabat karena sekaan memulai rumah tangga baru, masalah masalah yang datang pun bisa jadi bomerang di awal kepemimpinya akan semakin memperlambat laju pembangunan

Kurangnya pengalaman, jaringan dan kesiapan mental pemula juga bisa saja malah mejadikan mundurnya pembangunan di desa yang sebelumnya sudah berjalan

Kerumunan lainnya berkata lebih asik lagi " janda itu lebih legit dan buy one get one" sebuah candaan sarat makna

Janda itu lebih pro, faham masalah dan solusi, tentunya kita tinggal melanjutkan proses yang sudah berlangsung tanpa perencaan dan bercobaan lagi, langsung action.

Beli satu dapat satu lagi, pilih janda bonus pengalaman, terlepas pengalaman baik dan buruknya

Namun lamanya orang menduduki sebuah jabatan juga bisa jadi kesombongan dan arogansinya akan meningkat,setoran yang mahal dan propesional dalam hal tipu menipu juga bisa saja semakin menjadi.

Sekali lagi pilih Perwan atau janda?
Semuanya ada ditangan warga masyarakat Pemegang hak pilih pada idealnya, walau baru baru muncul ada selentingan suara bisa di tentukan para pemodal dan pengusaha. Semoga itu hanya tahayul saja

Pernikahan indah bisa terjadi dengan cinta, tapi ingat merawatnya harus dengan harta...