Berangkat dari sebuah Komen di
dinding Beranda facebook,saya jadi ingin Membahas tentang apa itu
provokator dan motivator. saya coba cari beberpa artikel dan mencoba memahminya, alasan nya sangat sederhana, Pasti sudah tidak asing lagi di
telinga kita kalau mendengar kata “provokator” dan “motivator”. menurut beberapa tulisan , Provokator dan
motivator itu sendiri hampir sama pengertian dan aplikasinya.
Provokator dalam kamus besar Indonesia adalah sebagai perbuatan untuk
membangkitkan kemarahan, tindakan menghasut dan pancingan. Itu berarti bahwa
provokator adalah pembangkit kemarahan, penghasut, dan pemancing. Kata
provokator sendiri identik dengan hal-hal yang negatif, meski sebenarnya
pandangan/persepsi seperti itu kurang obyektif.
Mengapa demikian? Karena tidak semua provakator itu
berhubungan dengan hal yang anarkis, melainkan juga ada yang terkait dengan hal
yang bersifat positif. Artinya, ada banyak juga provokator yang menjadi
motivator dalam kegiatan/tujuan yang positif, dimana hasil akhirnya yang harus
menjadi penilaian. Sebab provokasi yang dikeluarkan oleh provokator hanyalah
suatu “pemicu/pemancing” sehingga melahirkan suatu reaksi.
Sementara itu, motivator adalah orang yang memberikan
dorongan atau penggerak untuk memotivasi orang lain melakukan sesuatu hal.
Hampir sama pengertiannya dengan provokator, akan tetapi motivator lebih
identik dengan hal yang berbau positif, meski implementasinya kadang tidak
seperti teorinya.
Dalam suatu kajian Secara umum,
sebuah motivasi akan berdampak baik, memberi contoh positif, membangun dan
memberi harapan baru kepada para pendengarnya. Sedangkan sebuah provokasi akan
menciptakan sesuatu yang buruk, fitnah, permusuhan, kehancuran dan kerusakan.
Memotivasi itu
lebih sulit daripada memprovokasi. Mengajak untuk berbuat kebaikan itu sulit,
bagaikan memotong daging dengan pisau tumpul. Mengajak untuk berbuat kejahatan
itu mudah, bagaikan membalikkan telapak tangan.
Motivator itu
harus orang baik, mampu berkata-kata santun dan berisi petuah hidup, walaupun
kadang banyak yang tidak baik, bersikap munafik dan jumlah motivator itu
sedikit sekali.
Provokator itu
siapapun dapat melakoninya, termasuk orang yang tidak berpendidikan, asalkan
mempunyai berita yang bombastis, lalu “like and share”, dan jumlah provokator
itu sungguh banyak sekali.
Tidak mudah
untuk memotivasi orang lain agar sukses, itu membutuhkan keahlian dan kemampuan
merangkai kata-kata penyemangat. Sangatlah mudah untuk memprovokasi orang lain
agar merusak, nyaris tidak membutuhkan keahlian ataupun kehebatan menyusun
kata-kata
Saya disini
ingin mengatakan bahwa sudah bukan zamannya
memotivasi. Sebab banyak orang yang tak mempan digerakkan oleh motivasi. Baca
buku motivasi cuman sekedar baca, prakteknya kagak. Nonton seminar motivasi,
cuman sekedar jadi tontonan doang, action nya nanti nggak tahu kapan,
kapan-kapanlah!
Bukankah memprovokasi seseorang untuk mempertahankan hak dan harga
dirinya, adalah hal yang mulia dan positif bagi orang yang tertindak dan
terzalimi? Tetapi, itu menjadi negatif bagi yang menzalimi atau melakukan
penindasan, ataukah akibat reaksi itu menimbulkan chaos dan merugikan mereka
yang tidak terkait atau tidak berdosa.
saya teringat satu ungkapan KH Zainudin MZ "Masyarakat
Indonesia itu seperti ranting kering. Susah dipatahkan, mudah dikumpulin dan
gampang dibakar." Bagi saya kalimat itu adalah sebuah alat
ukur dalam bertindak dan dalam menyusun strategi.tinggal di bakar sumbu,
pergerakan tidak hanya NATO ( no action , Talk only) tapi bergelora
menjadi satu tindakan
Lalu kenapa provokasi bisa udah dilakukan? Mari kita bahas di sesi
diskusi lainnya...