Kehilangan adalah bagian hidup yang paling berat, terutama kehilangan seseorang yang menyayangi kita dengan tulus, tanpa syarat. Ada sebuah rasa hampa yang sulit digambarkan, seperti kekosongan yang tak pernah bisa diisi. Ketika kematian menjadi jarak yang tak terjembatani, hanya penyesalan yang tersisa, karena tidak sempat membalas segala kebaikan yang pernah ia curahkan.
Aku masih ingat hari itu dengan jelas. Langit mendung seperti ikut merasakan duka yang melanda. Kabar itu datang tiba-tiba, seperti petir di siang bolong. Ia telah pergi, meninggalkan dunia ini dan segala kenangan yang kami miliki bersama. Waktu seakan berhenti, membeku di tengah rasa tidak percaya. Bagaimana mungkin? Aku bahkan belum sempat mengatakan betapa aku mencintainya, betapa aku bersyukur atas segala pengorbanannya.
Ia adalah sosok yang tak pernah lelah memberi. Kasih sayangnya mengalir seperti air yang tak pernah kering. Doanya mengiringi setiap langkahku, bahkan di saat aku tidak menyadari betapa pentingnya doa itu. Ia adalah seseorang yang rela mengorbankan segalanya untuk kebahagiaanku, bahkan sisa hidupnya ia habiskan untuk memastikan aku baik-baik saja.
Namun aku, dalam kebodohan dan keegoisanku, sering kali lupa. Aku terlalu sibuk mengejar mimpi-mimpiku, terlalu sering menunda untuk sekadar mengucapkan terima kasih. Kini, setelah ia tiada, penyesalan itu datang menghantam seperti gelombang yang tak henti-hentinya. Betapa aku berharap bisa memutar kembali waktu, untuk memberinya lebih banyak kebahagiaan, untuk membalas segala cinta yang ia berikan.
Namun, di tengah duka yang mendalam, aku menyadari sesuatu. Meskipun ia telah tiada, cintanya tetap hidup dalam diriku. Doanya tetap mengiringi, menjadi kekuatan yang tak terlihat namun selalu ada. Aku mungkin tidak bisa membalas semua kebaikannya semasa hidup, tetapi aku bisa menjalani hidup ini dengan cara yang membuatnya bangga. Aku bisa meneruskan warisan kasih sayang dan pengorbanannya, menjadikan semua itu sebagai bagian dari diriku.
Kehilangan ini adalah pelajaran terbesar dalam hidupku. Tentang pentingnya menghargai mereka yang mencintai kita, tentang tidak menunda untuk mengatakan betapa kita peduli. Karena waktu tidak pernah menunggu, dan kematian adalah jarak yang tidak bisa kita hapus. Tetapi cinta, cinta itu abadi, melampaui waktu, melampaui jarak, menjadi penghubung yang tak pernah putus antara hati yang telah pergi dan hati yang masih bertahan di dunia ini.