Tanggal 28 Mei 2016 menjadi salah satu momen berharga dalam perjalanan saya. Saat itu, saya berkesempatan menjadi pembicara dalam pelatihan Sistem Informasi Desa (SID) di Kabupaten Tulang Bawang. Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Kominfo Tulang Bawang, sebuah langkah yang menurut saya sangat strategis untuk mendorong tata kelola desa berbasis teknologi informasi.
Bagi saya pribadi, pelatihan ini bukan sekadar agenda berbagi pengetahuan tentang sistem informasi desa. Ada pengalaman emosional yang membekas, terutama karena inilah pertama kalinya saya bertemu dengan para Relawan TIK Tulang Bawang. Mereka adalah anak-anak muda penuh semangat, yang rela meluangkan waktu dan tenaga untuk mengabdikan diri membangun literasi digital masyarakat.
Dari pertemuan itu, saya mulai akrab dengan salah satu relawan yang hingga kini menjadi kawan dekat saya, Dana Putra Yuda. Dari beliau, saya banyak belajar tentang arti konsistensi dan pengabdian tanpa pamrih di dunia kerelawanan digital. Semangat Dana dan teman-teman Relawan TIK lain di Tulang Bawang memberi energi baru bagi saya untuk terus memperjuangkan kemandirian digital di desa-desa.
Pelatihan SID di Tulang Bawang saat itu benar-benar membuka cakrawala, baik bagi para peserta maupun bagi saya sendiri. Saya melihat bagaimana antusiasme perangkat desa untuk memahami teknologi begitu besar, meski dengan segala keterbatasan infrastruktur yang ada. Dari wajah-wajah mereka, saya menangkap sebuah harapan besar: bahwa desa harus maju, dan teknologi informasi adalah pintu yang harus segera diketuk.
Kini, setiap kali mengingat kembali perjalanan ke Tulang Bawang itu, saya merasa seperti sedang membaca ulang sebuah bab awal dalam perjalanan panjang saya mendampingi desa-desa di Indonesia. Bab yang penuh dengan semangat muda, idealisme, dan harapan akan lahirnya desa yang lebih mandiri, transparan, dan inklusif melalui teknologi